Pendidikan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang dapat dipandang
sebagai suatu investasi untuk masa depan yang lebih baik yang tidak ternilai
harganya. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia
yang akan terus berkembang, sebagai usaha untuk membentuk suatu kepribadian
dengan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat dan kebudayaan yang ada. Oleh
karena itu, peningkatan mutu pendidikan menjadi suatu keharusan untuk selalu
mengikuti tuntunan dan perkembangan serta perubahan yang terjadi dengan cepat
dalam masyarakat.
Peningkatan mutu
pendidikan tidak terlepas dari keberadaan dan peran dari seorang guru. Dalam
melaksanakan perannya tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki moral kerja
yang baik. Ini dikarenakan, guru merupakan sosok yang akan menjadi model bagi
anak didiknya. Ini sesuai dengan pendapat Roqib dan Nurfuadi yang menyatakan
guru adalah seorang panutan yang harus “digugu dan ditiru” dan
sebagai contoh bagi kehidupan dan pribadi peserta didiknya, dalam artian baik
atau buruknya perilaku yang ditampilkan oleh anak didik merupakan cerminan dari
gurunya.
![]() |
http://www.gurukupintar.com |
Begitu pentingnya peranan guru, sehingga guru dituntut untuk memiliki moral yang baik. Moral merupakan suatu sikap dan tingkah laku yang terwujud dalam perbuatan. Tinggi atau rendahnya moral guru dipengaruhi oleh banyak faktor. Pemberian binaan atau pembinaan terhadap guru merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi moral yang dimiliki oleh guru. Dalam artian jika pembinaan yang diterima oleh guru baik, maka diduga moral pun akan menjadi baik. Moral seorang guru salah satunya ikut dipengaruhi oleh pembinaan yang dilakukan terhadap guru tersebut. Pembinaan adalah upaya yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sedangkan moral adalah seperangkat ide, nilai, ajaran, prinsip, atau norma. Moral juga sering dimaksudkan sudah berupa tingkah laku, perbuatan, sikap atau karakter yang didasarkan pada ajaran, nilai, prinsip, atau norma.
Profesi sebagai guru membutuhkan orang-orang terbaik dan professional
secara intelektual dan moral. Artinya, guru harus memiliki berbagai kompetensi
yang dibutuhkan seperti kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi. Dengan kata lain, tidak sembarang orang dapat menjadi guru. Seorang
guru yang profesional diharapkan mampu berkontribusi positif dalam mewujudkan
pendidikan yang bermutu.
Untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa, pendidikan menempati
urutan utama dibandingkan dengan sektor lain. Dengan pendidikan sumber daya
manusia (SDM) dapat dibangun, kecerdasan bangsa dapat ditingkatkan dan
kesejahteraan dapat direntangkan ke seluruh lapisan masyarakat. Dengan kata
lain pendidikan adalah faktor utama dalam menguak kemajuan bangsa. Predikat
guru menunjukan keprofesionalan seseorang pada bidangnya yang bukan hanya
bertugas mengajar tetapi juga mendidik dengan moral yang baik. Profesi ini
tentu didapatkan secara instan tetapi melalui rangkaian proses penguasaan ilmu
atau melalui pendidikan khusus seperti pendidikan keguruan.
Namun kenyataannya, cita-cita bangsa mewujudkan pendidikan bermutu malah
melenceng dengan banyaknya permasalahan-permasalahan yang terjadi di dunia
pendidikan belakangan ini. Banyaknya guru yang asal jadi, bermodalkan ijazah
namun kurang mendalami kompetensi professional dan
bermoral sebagai seorang pendidik membuat sedikit potret pendidikan negeri ini
menjadi buram.
Beberapa ekses negatif tentunya ditimbulkan dari kurangnya kedisiplinan dan
pemahaman etika sebagai seorang pengajar yang sering kali diabaikan sebagian
guru. Permasalahan yang begitu fatal adalah saat dimana kebanyakan orang yang
mengambil pendidikan keguruan bertujuan untuk mengejar target menjadi Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Bukan pada subtansi yang diharapkan, menjadi sepenuhnya
sumber daya pengajar yang profesional yang benar-benar berorientasi pada
profesi yang sebenarnya sebagai pendidik.
Padahal, konsekuensi dari diakuinya guru sebagai profesi, tentunya bertujuan
agar guru mampu menjelma sebagai tenaga pendidik yang professional, memberikan
pendidikan yang bermutu dan tentunya sangat tergantung pada kapasitas
satuan-satuan pendidikan dalam mentranformasikan peserta didik untuk memperoleh
nilai tambah, baik yang terkait dengan aspek olah pikir, rasa, hati, dan
raganya. Bukan hanya sekedar mengajar materi pelajaran, guru juga harus menjadi
teladan bagi peserta didiknya.
Di tingkatan sekolah dasar pun banyak terjadi beberapa kasus moral. Bahkan
guru sendiri yang menjadi pelaku dan peserta didiknya yang menjadi korban.
Banyak guru menjadi pelaku kriminal, pelaku tindakan asusila, dan pelaku
tindakan bejat lainnya. Sebagaimana yang diberitakan dalam surat kabar maupun
media massa mengenai bobroknya moral guru di SD dibawah ini
“TIMESINDONESIA,
SUMENEP -
Sumenep District Council Pendidikan (DSWD), Madura, Jawa Timur, mengevaluasi
guru membolos sengaja tidak
mengajar alias tanpa jelas alasan sebagai kejahatan intelektual.”
(Times Indonesia)
“Sukabumi - Tuber Romson, guru SMP I
Bojonglompang, Jampang Tengah, Sukabumi, Jawa Barat, menghujamkan tujuh tusukan
ke tubuh muridnya, Rian Herdiyana (13). Aksinya baru berhenti setelah sebilah
bambu mendarat di tangannya.” (Detik News)
“Merdeka.com
- Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Pantoro menyesalkan tindakan EW (56),
seorang guru SD yang
melakukan tidak pencabulan terhadap anak didiknya sendiri. Dia mengaku sudah
mengetahui kabar tersebut dari sekolahan bersangkutan melalui surat yang
ditujukan ke kantornya.” (Merdeka)
“VIVA.co.id - Guru olahraga SD Negeri 026
Pematang Reba, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, ditahan Polres Indragiri Hulu.
Sebabnya, guru 28 tahun berinisial A tersebut melakukan pencabulan kepada
anak-anak didiknya. Korban
yang sudah melapor sementara ini enam orang. Mereka adalah siswi kelas III dan
IV berinisial B, F, Z, M, A dan N.”(Viva)
Kasus diatas menunjukkan bobroknya moral guru SD di
beberapa daerah di Indonesia. Krisis maupun degradasi moral guru yang
menyebabkan bobroknya moral guru menuntut adanya suatu perhatian serius dari
semua pihak. Pembinaan moral guru sekolah dasar dirasa kuat dapat dijadikan
sebagai solusi. Karena guru juga harus dibina agar guru tetap bisa jadi sosok
yang digugu dan ditiru bagi peserta didiknya.
Model pembinaan moral
guru sekolah dasar didasari oleh beberapa pendekatan, antara lain dikemukakan
oleh Sri Winarni melalui pemodelan atau belajar observasional; dan
sosial-psikologis. Model pembinaan moral bagi guru di tingkat sekolah dasar
dipertimbangkan sesuai dengan situasi dan kondisi guru SD yang bersangkutan. Untuk
itu, model yang dapat dipergunakan perpaduan antara pemodelan dan consideration
model. Implikasi model itu akan mewarnai di dalam materi dan cara penyajian
modul. Adapun modul yang meliputi isi pesan, cara penyajian pesan, kejelasan
dan contoh-contohnya sebagai aktualisasi model yang akan digunakan. Perpaduan
model tersebut dimediasi melalui penciptaan modul. Modul yang dikembangkan
sebagai pegangan guru atau pedoman guru dalam pembinaan moral bagi dirinya.
Modul dipilih untuk
memediasi model pembinaan moral guru SD, karena modul sebuah bahan ajar yang
dikembangkan secara sistematis untuk belajar secara mandiri. Penyusunan modul
pada model pembinaan moral guru SD tahap penelitian ini masih bersifat untuk
pegangan penatar. Hal itu dimaksudkan agar penatar memiliki pegangan sebagai
contoh pembelajaran. Selanjutnya, penatar dapat mengembangkan sendiri model pembinaan
moral guru SD tersebut. Alasan tersebut didasari oleh kelebihan dari sifat
modul. Hal tersebut di antaranya disebut oleh Andi Prastowo dirancang untuk
sistem pembelajaran mandiri; merupakan program pembelajaran yang utuh dan
sistematis; mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, serta disajikan dengan
bahasa komunikatif. Seolah perancang modul berkomunikasi bagi pengguna untuk
mengajak belajar. Dalam hal ini peneliti mengajak kepada pakar pendidikan,
pakar psikologi, pakar sosiologi, pakar keagamaan dan khususnya guru untuk
mengembangkan model pembinaan moral guru SD.
0 Comments
Kami sangat antusias terhadap ide dan gagasan anda, sila berikan tanggapan!